“Pemilihan Materi Ajar Dan Kriteria Mengkaji Buku Paket”
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala
puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat dan
hidayahnya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini, yang berjudul
“Pemilihan Materi Ajar Dan Kriteria Mengkaji Buku Paket”
Makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran. Dalam menyusun makalah ini, penulis sangat di bantu oleh buku
ajar, dan teknologi modern
“Internet”, dosen mata kuliah serta rekan-rekan. Untuk memahami pokok bahasan
yang di sajikan, penulis sajikan kesimpulan dan saran. Dengan
harapan lebih mudah dalam mempelajarinya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan
karya tulis ini. Selain itu, penulis mengucapkan terima kasih semoga amal
ibadahnya diterima Allah S.W.T. Amin.
Wassalamualiakum
Wr. Wb
Makassar,
April 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….… i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...…….ii
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………...1
A. LATAR
BELAKANG...................................................................................... 1
B. RUMUSAN
MASALAH…………………………………………………....…1
C. TUJUAN
………………………………………………………………..….….1
II .PEMBAHASAN
A. PEMILIHAN MATERI AJAR…………………………………………………2
B. KREITERIA MENGKAJI BUKU PAKET…………………………..……..…8
III PENUTUP
A. KESIMPULAN.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ………………. . .12
B. SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . ……………….... .12
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . …………………….13
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kegiatan belajar mengajar,
sebenarnya berada pada kondisi yang unik, sebab secara sengaja atau tidak
sengaja masing-masing pihak berada dalam suasana belajar. Jadi guru walaupun
dikatakan pengajar sebenarnya tidak langsung juga melakukan belajar.
Guru dalam
menjalankan proses pembelajaran dibutuhkan suatu bahan ajar karena digunakan
untuk membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dan dari proses
belajar mengajar ini akan diperoleh suatu hasil yang pada umumnya disebut hasil
pengajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pemilihan bahan ajar?
2. Bagaimana kriteria Mengkaji Buku
paket?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui tentang pemilihan
bahan ajar?
2. Untuk mengetahui kriterianMengkaji
Buku paket?
II
PEMBAHASAN
A. Pemilihan
Materi Ajar
1. Pemilihan materi ajar didasarkan pada tingkat
perkembangan peserta didik
Anak umur lima dan enam
tahun sudah menghasilkan berbagai macam cerita. Isi cerita tentang hal-hal yang
terjadi di rumah dan masyarakat sekitar. Menurut Owens (dalam Zuchdi,
1996/1997: 9) jenis cerita yang dihasilkan anak meliputi cerita pengalaman
bersama orang lain, penjelasan tentang kejadian, pengalaman sendiri, dan cerita
fiksi.
Dari sisi perkembangan
pragmatik, anak-anak kelas dua sudah bisa dilatih menggunakan kalimat yang agak
panjang dengan menggunakan konjungsi dan, lalu, dan kata depan di,
ke, dari. Pada usia ini juga anak sudah dapat dilatih bercerita mengenai
beberapa kejadian secara kronologis. Mereka diharapkan sudah dapat membedakan
peristiwa yang sudah, sedang, dan yang akan terjadi.
Pada perkembangan kemampuan
bercerita, anak usia tujuh tahun sudah dapat membuat cerita yang padu. Mereka
sudah dapat mengemukakan masalah, rencana untuk mengatasi masalah, dan
mengatasinya. Usia delapan tahun anak dapat menggunakan penanda awal dan akhir
dalam cerita. Mereka juga sudah mulai dapat menarik perhatian pendengar atau
pembaca cerita yang dibuatnya. Struktur cerita mereka menjadi semakin jelas.
Perkembangan membaca terjadi
atas beberapa fase, yaitu sebagai berikut.
Fase kesatu, kelas I dan kelas II, anak usia 7 dan 8 tahun, sudah dapat
membaca lancar dalam cerita sederhana. Mereka sudah mengenal huruf, suku kata,
dan kata untuk keperluan membaca tersebut.
Fase kedua, kelas III dan kelas IV, anak sudah dapat menganalisis kata yang
tidak diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang didasarkan
konteksnya
Fase ketiga, kelas IV sampai SLTP, pembelajaran membaca sudah meningkat bukan
lagi pengenalan tulisan, melainkan sudah pada tingkat pemahaman bahan bacaan.
Fase keempat, kelas akhir SLTP sampai SLTA, masa remaja. Mereka sudah
menggunakan keterampilan tingkat tinggi, umpamanya menyimpulkan, mengenal
pandangan penulis untuk meningkatkan pemahaman.
Fase kelima, tingkat perguruan
tinggi dan seterusnya, mahasiswa atau orang dewasa sudah dapat mengintegrasikan
hal-hal yang dibaca dengan pengetahuan yang dimilikinya, menghadapi secara
kritis bahan bacaan (Owens dalam Zuchdi 1996/1997:20-21)
Kemampuan anak dalam perkembangan kosa
katanya sudah dapat mendefinisikan kata-kata dengan dua cara. Pertama, secara
konseptual dari definisi kata-kata berdasarkan pengalaman individu ke makna
yang lebih bersifat sosial atau makna yang dibentuk bersama. Kedua, secara
sintaksis dari definisi berupa kata-kata lepas ke kalimat-kalimat yang
menyatakan hubungan yang kompleks (Owens dalam Zuchdi, 1996/1997:13).
Perkembangan morfologis dan sintaksis
meliputi perkembangan kata, frasa, dan kalimat.
Pada usia sekolah anak sudah mengenal
fungsi kata gabung dan kata ganti. Pada usia di bawah 11 tahun anak sering
menggunakan kata “dan” pada awal kalimat. Pada usia 11—14 penggunaan kata “dan”
pada awal kalimat sudah jarang ditemui. Kata penghubung yang menghubungkan
klausa sudah sering digunakan oleh anak usia 12 tahun, terutama kata “karena”,
“jika”, dan “supaya”. Tentang frasa, anak sudah mengenal frasa nomina, frasa verba,
dan frasa sifat. Mengenai kalimat, anak sudah mengenal kalimat pasif dan aktif.
Kebanyakan anak mengenal kalimat pasif yang menggunakan presosisi “oleh”. Anak
usia 8 dan 9 tahun mulai dapat menggunakan kalimat pasif yang tidak dapat
dibalik. Umur 11—13 tahun anak-anak sudah banyak menggunakan bentuk pasif yang
tidak dapat dibalik yang pelakunya bukan manusia.
Berkaitan dengan kesastraan yang
meliputi puisi, prosa, dan drama, dalam pemilihan bahan ajarnya pun perlu
didasarkan pada perkembangan anak atau kesesuaian usia anak. Anak-anak usia
sekolah dasar lebih menyenangi puisi-puisi yang mengandung kemerduan bunyi. Hal
ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak senang menyanyikan
nyanyian berisikan permainan bunyi. Misalnya bernyanyi seperti berikut ini.
1Kring, kring, kring bunyi sepeda
Sepedaku roda dua
Kudapat dari ayah
Karena rajin
bekerja
tok, tok, tok
bunyi sepatu
Sepatuku kulit
lembu
Kudapat dari ibu
Karena rajin
membantu
Untuk materi ajar prosa, anak usia 6
sampai 9 tahun menyukai cerita sederhana dari kehidupan sehari-hari sampai
dengan dongeng hewan. Mereka juga menyukai cerita lucu, seperti Pak Kadok, Pak
Pandir, si Kabayan, Lebai Malang, dan sebagainya. Pada usia 9—12 tahun anak
sudah mulai menyenangi cerita yang bertemakan pahit-manisnya kehidupan, cerita
fantastis, dan petualangan (Suwargana dalam Supriyadi, 1992:355). Anak kelas V
dan VI lebih menyenangi cerita petualangan, kepahlawanan, dan science-fiction.
Pemilihan bahan ajar drama pada
prinsipnya memiliki kesamaan dengan prinsip pemilihan materi ajar prosa.
2.
Pemilihan bahan ajar didasarkan pada lingkungan
Pemilihan bahan ajar juga perlu
didasarkan pada lingkungan sekolah dan tempat tinggal peserta didik. Umpamanya
Anda akan mengajarkan menulis atau mengarang maka pilihlah tema yang berkaitan
dengan perikehidupan di lingkungan peserta didik. Jadi, kita jangan menugasi
anak mengarang dengan tema peristiwa yang belum atau tidak pernah terjadi di
tempat tinggalnya. Hal ini akan menyulitkan anak. Tugasilah mereka mengarang
tentang “Keindahan Pantai Parai di Pulau Bangka” untuk anak yang tinggal di
Pulau Bangka. Jangan untuk anak yang tinggal di Gunung Dempo Lahat.
Untuk pengajaran apresiasi puisi, akan
lebih efektif jika diawali dengan penyajian puisi yang memiliki suasana
lingkungan yang akrab dengan peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar mereka
merasakan bahwa kenal dan mudah membacanya. Jika anak sudah mengenal
lingkungannya sendiri barulah kita mengenalkan lingkungan orang lain. Seperti
yang telah Anda baca dalam kurikulum bahwa tujuan pembelajaran sastra, termasuk
puisi di dalamnya selain untuk membantu meningkatkan keterampilan berbahasa,
juga untuk mengembangkan daya cipta dan rasa, serta menunjang pembentukan
watak. Oleh karena itu, Anda hendaknya menyajikan puisi-puisi yang dapat
mewujudkan tujuan tersebut.
Agar Anda memiliki pemahaman yang lebih
nyata, perhatikan contoh-contoh puisi berikut ini.
1.
KUPU-KUPU
Karya: sigit BK
Alangkah elok
warnamu
Terbang kian
kemari
Di antara
bunga-bunga
Mencari madu
Kadang kulihat
engkau berayun
Di tangkai dan
daun-daun
Atau berkejaran
bersama kawanmu
Kupu-kupu
Alangkah senang
aku melihatmu
Dapatkah aku
memiliki sayap indah
Seperti sayapmu
2. MALAM DI DESAKU
Karya: Nurul
Diyanah
Hitam pekat
menyelimuti desaku
Tiada lagi hilir
mudik penggarap sawah
Tiada lagi suara
seruling sang gembala
Senandungkan
lagu desaku
Yang tinggal
hanya kegelapan yang pekat
Disertai desiran
angin gunung
Membuat api
damarku meliuk-liuk karenanya
Malam yang sepi
Membuat desaku
seperti mati
3. MATAHARI
Karya: Yun
Amerifiani
Di ufuk timur
cahayamu benderang
Burung-burung
mulai berdendang
Kuncup bunga
mengembang
Pak Tani pun
berangkat ke ladang
O, matahari
gemilang
Di ufuk barat
kau terbenam
Pertanda akan
datang malam
3.
Pemilihan bahan ajar didasarkan pada ketersediaan sarana
Ketersediaan sarana juga merupakan salah
satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam memilih bahan ajar bahasa
Indonesia. Pernyataan ini tentu tidak diragukan lagi karena tanpa tersedia
sarana tidaklah mungkin pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung secara
optimal. Untuk itu, Anda perlu memahami apa yang dimaksud dengan sarana dan
sarana apa saja yang diperlukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai untuk mencapai suatu tujuan (Depdikbud, 1988:784). Sarana juga
diartikan alat atau media. Berikutnya dalam bahan ajar ini digunakan istilah
media.
Media dibedakan atas media yang
komersial, dijual-belikan dan media buatan sendiri. Media dikelompokkan juga
atas media yang didengar (auditory), yang dilihat (visual), yang
didengar dan yang dilihat (audio-visual).
Berkaitan dengan media ini, Erdmenger
dalam Nababan (1993:206—207) memberikan sudut pandangan untuk memeriksa atau
menggambarkan media pembelajaran bahasa sebagai berikut.
1. Ciri
informasi yang disampaikan melalui alat (yakni informasi linguistik atau
nonlinguistik).
2. Jalur
informasi (auditory, visual, audio-visual).
3. Fase-fase
dalam proses pembelajaran dan penilaian (apakah digunakan untuk penyajian,
pengulangan materi ajar, atau penilaian).
4. Fungsi
pendidikan, apakah media itu untuk memberi motivasi kepada peserta didik,
menyampaikan pesan, atau mendorong penggunaan bahasa dengan bebas).
5. Kemungkinan-kemungkinan
untuk membantu, melengkapi, atau bahkan untuk menggantikan tugas guru).
6. Penggunaan
media oleh individu-individu atau oleh kelompok-kelompok).
Media yang didengar adalah radio dan tape
recorder, sedangkan yang dapat didengar dan dilihat meliputi film, video,
dan televisi. Kegunaan media tersebut adalah sebagai berikut
1. Memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih secara mandiri di dalam dan di
luar kelas.
2. Meringankan,
membantu, dan melengkapi peran guru.
3. Memberikan
model yang tetap kepada peserta didik, khususnya kalau rekaman berisi
ulangan-ulangan yang banyak dan intonasi-intonasi tertentu.
4. Mendengarkan
suara beberapa orang penutur asli di kelas sehingga peserta didik dapat
membedakan suara wanita, pria, anak, pemuda dengan segala ragamnya.
5. Merekam
suara peserta didik agar dapat digunakan oleh guru dalam mengevaluasi penguasan
bahasa yang dipelajari dan oleh peserta didik untuk mengevaluasi hasil produksi
diri sendiri.
Media yang dilihat antara lain gambar,
papan tulis, papan flannel, slide proyektor (OHP), buku, surat kabar,
dan majalah.
B.
Kreiteria
Mengkaji Buku Paket
1. Pengertian Buku Paket
Istilah buku paket terbentuk
dari dua kata yaitu kata “buku” dan “paket”.
Buku berarti lembar kertas yang
berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sementara, paket berarti sejumlah buku
yang dibungkus dikirimkan atau dijual secara keseluruhan sebagai satu nomor
(Depdikbud, 1988:132).
Pengertian di atas agaknya
didasarkan pada proses munculnya buku tersebut di sekolah-sekolah, yaitu
dipaketkan lewat jasa pengiriman (Elteha, umpamanya). Namun, istilah ini
dibatasi hanya untuk buku yang djpaketkan oleh pemerintah, dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional, kepada sekolah-sekolah. Untuk buku-buku yang
dijual di pasaran oleh para penerbit (Tiga Serangkai,. Erlangga, Intan
Pariwara, dan sebagainya) disebut buku penunjang. Buku paket berisi pelajaran,
ditulis oleh para pakar, relevan dengan mata pelajaran tertentu, memiliki
kualitas standar, mempunyai tujuan umum pengajaran, dilengkapi dengan sarana
penunjang, untuk tingkat satuan pendidikan tertentu, dan mempunyai tujuan
khusus untuk menunjang pengajaran tertentu (umpamanya untuk mata pelajaran
Bahasa Indonesia).
Berdasarkan karakteristik
yang dimiliki oleh buku paket, maka pada hakikatnya buku paket dapat disebut
pula buku teks. Hal ini didasarkan pada definisi buku teks yang diungkapkan
oleh para pakar antara lain sebagai, 1986:11) mendefinisikan
buku teks adalah buku standar untuk bidang tertentu yang terdiri atas buku
pokok dan buku tambahan. Selanjutnya, Bacon (dalam Tarigan, 1986:11)
menjelaskan bahwa buku teks adalah buku yang dirancang dengan cermat, disiapkan
oleh para pakar dalam bidang terkait; dan dilengkapi dengan sarana yang sesuai
dan serasi. Pakar lain mengungkapkan buku teks adalah sarana belajar yang biasa
digunakan di sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang program pengajaran
(Buckingham dalam Tarigan, 1986:11). Dari beberapa pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa buku teks atau buku paket adalah buku pelajaran dalam mata
pelajaran tertentu merupakan buku standar, disusun oleh oleh para ahli di
bidangnya, untuk tujuan instruksional, dilengkapi dengan sarana pembelajaran
yang serasi, mudah dipahami oleh penggunanya di sekolah.
2.
Jenis-jenis Buku Paket
Penjenisan buku paket dilakukan atas
dasar mata pelajaran, mata kuliah, penulisannya, dan jumlah penulisnya
(Tarigan, 1986: 29). Dalam buku ajar ini hanya disebutkan jenis buku paket
didasarkan pada nama mata pelajaran saja.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), jenis buku paket meliputi buku paket mata pelajaran:
1. Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS),
2. Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA),
3. Pendidikan
Kewarganegaraan (PKN),
4. Matematika,
5. Bahasa
Indonesia,
6. Seni
Budaya dan Keterampilan,
7. Pendidikan
Jasmani Olahraga,
8. Bahasa
Inggris, dan
9. Teknologi
Industri dan Komunikasi.
3.
Kriteria Mengkaji Buku
Paket
Untuk mengkaji buku paket, tentu kita
harus mengetahui dulu kriteria buku paket yang berkualitas. Berkaitan dengan
ini, Greene dan Petty (dalam Tarigan, 1986:20) mengungkapkan sepuluh kriteria
buku paket yang dikatakan berkualitas, yaitu buku paket harus: (1) menarik
minat, (2) mampu memberikan motivasi, (3) Memuat ilustrasi yang menarik hati
peserta didik, (4) isinya harus berhubungan, (6) merangsang aktivitas pribadi
(7) jelas konsepnya, (8) memiliki sudut pandang, (9) mampu memberikan
pemantapan dan penekanan pada nilai-nilai peserta didik, dan (10) Buku paket
harus dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para peserta didik.
Kriteria yang diungkapkan Greene dan
Petty tersebut oleh Tarigan dimodifikasi menjadi buku paket harus: (1) memiliki
sudut pandang tertentu yang melandasinya, (2) memiliki konsep yang jelas, (3)
relevan dengan kurikulum, (4) menarik minat, (5) dapat menumbuhkan
motivasi,.(6) merangsang aktivitas peserta didik, (7) dilengkapi dengan
ilustrasi yang menarik, (8) mudah dipahami, (9) menunjang mata pelajaran lain,
dan (10) menghargai perbedaan individu.
Sementara itu, Sudjana (dalam
Djuanda,2006: 40) mengemukakan kriteria umum pemilihan sumber belajar
(disetarakan dengan buku paket) secara umum adalah sumber belajar harus (1)
harus ekonomis, (2) praktis dan sederhana, (3) mudah diperoleh, (4) fleksibel,
(5) dapat memotivasi peserta didik, dan (6) dapat menunjang pencapaian tujuan.
Agaknya hasil modifikasi Tarigan dapat
dijadikan acuan untuk mengkaji buku paket yang akan digunakan sebagai pegangan
mengajar.
Mari kita mencoba menelaah salah satu
buku paket mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V.berdasarkan sepuluh kriteria
menurut Tarigan.
Identitas Buku
1. Judul
Buku : Cinta Bahasa Kita, Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Kelas 5 SD
2. Pengarang
: Teguh Wibowo, Imam Taufik, Sugeng Budiarto,Sukamiyati
3. Cetakan
: Pertama
4. Tahun
Terbit : 2004
5. Tempat
Terbit : Bandung
6. Penerbit
: Ganeca Exact
7. Ditujukan
untuk : Kelas V SD Semester 2
Sudut Pandang
Sudut pandang yang melandasi buku teks
ini adalah prisip kontekstual. Materi-
Kejelasan
Konsep
Konsep yang diuraikan jelas, diberikan
secara berkesinambungan.
Relevan dengan
Kurikulum
Relevan dengan Kurikulum 2004
Menarik Minat
Buku tersebut menarik mint peserta didik
bahkan menyenangkan karena anak merasa terlibat langsung.
Menumbuhkan
Motivasi
Materi yang disajikan, tugas atau
latihan-latihan memang dapat memotivasi belajar murid.
Ilustratif
Materi sajiannya memang cukup
ilustratif, penyajiannya bervariasi, dilengkapi dengan gambar-gambar yang
menarikberwarna-warni.
Komunikatif
Bahasa yng digunakan mudah dipahami
anak, komunikatif.
Menunjang Mata
Pelajaran Lain
Materi yang disajikan dalam buku ini
menunjang mata pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada tiap unit buku tersebut.
Umpamanya unit 11 Mewujudkan Kedisiplan dan unit 16. Mari Menolong Sesama
menunjang mata pelajaran PKN; Unit 12. Alat Transportasi dan Unit 14 Jagalah
Laut, menunjang mata pelajaran IPS, dan sebagainya.
Menghargai
Perbedaan Individu
Buku ini juga memenuhi perinsip Menghargai
Perbedaan Individu.
Memantapkan
Nilai-Nilai
Unit 11 Mewujudkan Kedisiplan, Unit 14
Jagalah Laut Kita, dan Unit 16. Mari Menolong Sesama adalah wujud bahwa buku
ini dapat mengharahkan murid Agar ikut menjaga nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakatnya. Itulah Saudara sekedar
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemilihan
materi ajar didasarkan pada tingkat perkembangan peserta didik, lingkungan, dan
ketersediaan sarana.
Dalam
mengkaji buku paket terdapat criteria-kriteria yakni: identitas buku, kejelasan
konsep, Relevan dengan
Kurikulum ,Menarik
Minat , Menumbuhkan Motivasi ,
Ilustratif, Komunikatif ,Menunjang Mata Pelajaran Lain ,Menghargai Perbedaan Individu ,Memantapkan Nilai-Nilai
B.
Saran
Kami bukanlah manusia yang sempurna.
Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa kesalahan yang mungkin kami tidak
sadari. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari
pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Khaeruddin,dkk. 2012. Bahan Ajar Pembelajaran Bahasa Indonesia. Makassar:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar