metodologi pnelitian

variabel penelitian


I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
       Pengetahuan adalah suatu cabang ilmu atau bidang kajian yang berkenaan dengan prinsip-prinsip umum yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kebenarannya melalui proses-proses atau pengujian secara induktif, deduktif, dan hipotesis. Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penemuan secara cermat dan sistematis tentang suatu hal (subjek, objek, material, dan peristiwa) untuk mengungkap atau memperbaiki fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi, aplikasi.
       Hal yang utama dalam melakukan penelitian adalah menentukan variabel penelitian yang akan kita teliti. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
       Namun dewasa ini banyak peneliti yang tidak paham dengan variabel penelitian, padahal ini menjadi salah sattu aspek yang perlu mendapat perhatian utama dari peneliti. Oleh karena itu di dalam makalah ini akan dibahas tentang variabel penelitian itu, serta bagaimana cara merumuskan defenisi operasional variabel.


1
 
B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1.      Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian itu?
2.      Apa saja macam-macam variabel itu?
3.      Bagaimana identifikasi, klasifikasi, macam-macam hubungan antara variabel itu?
4.      Bagaimana defenisi operasional variabel itu?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui pengertian variabel penelitian
2.      Untuk mengetahui macam-macam variabel
3.      Untuk mengetahui identifikasi, klasifikasi, macam-macam hubungan antara variabel itu?
4.      Untuk mengetahui defenisi operasinal  variabel




 
II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Variabel Penelitian
       Sugiyono dalam  Aditya (2008:16) mengemukakan  bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
       Secara teoritis variabel dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” anatar satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.  Kerlinger dalam Sugiono (2010:60) menyatakan bahwa “Variable adalah konstrak (construct) atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi, penghasilan, pendidkan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa “variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values)”. Dengan demikian variable itu merupakan suatu yang bervariasi. Selanjutnya Kidder dalam Sugiono (2010:61), menyatakan bahwa “variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya”.
       Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Kegunaan variabel penelitian, yaitu:
• Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
• Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
• Untuk pengujian hipotesis
Variabel penelitian yang baik, yaitu:
• Relevan dengan tujuan penelitian
• Dapat diamati dan dapat diukur.

B.     Macam-macam Variabel
       Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi :
a.       Variabel independen :
       Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas . Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen ( terikat ). Dalam SEM ( Structural Equation Modeling / Pemodelan persamaan Stuktural, variabel independen disebut sebagai variabel eksogen. Contoh :  
“Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”
Variabel independen/bebas
VVaaarrriiiaaabbbeeelll IIInnndddeeepppeeennndddeeennn///BBBeeebbbaaasssva
VVaaarrriiiaaabbbeeelll IIInnndddeeepppeeennndddeeennn///BBBeeebbbaaasss
 
b.      Variabel Dependen :
       Sering disebut variabel output, criteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang bebas. Dalam SEM ( Structural Equation Modeling/Pemodelan Persamaan structural, variabel dependen disebut sebagai variabel indogen. Contoh:  
“Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”
Variabel dependen/terikat
VVaaarrriiiaaabbbeeelll IIInnndddeeepppeeennndddeeennn///BBBeeebbbaaasssva
VVaaarrriiiaaabbbeeelll IIInnndddeeepppeeennndddeeennn///BBBeeebbbaaasss
 

c.       Variabel Moderator
       Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan isteri akan semakin baik (kuat) kalu mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada fihak ke tiga ikut mencampuri. Di sini anak adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan, dan fihak ke tiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan guru dalam menciptakan iklim belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan guru baik dalam menciptakan iklim belajar.


Jumlah anak
(variabel moderator)
Perilaku suami
(variabel independen)
Perilaku istri
(variabel dependen)
 
d.      Variabel intervening :
       Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel pneyela/anatara yang terletak di antara variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
       Pada contoh berikut dikemukakan bahwa tinggi rendahnya penghasilan akan memengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup (panjang pendeknya umur). Dalam hal ini seseorang. Antara variabel penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal.
Penghasilan
(variabel independen)
Gaya hidup
(variabel intervening)
Harapan hidup
(variabel dependen)
Lingkungan tempat tinggal
(variabel independen)

e.       Variabel Kontrol :
       Adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat perbandingan.
      Contoh: Pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan dan mengetik. Variabel independennya pendidikan (SMU dan SMK), variabel control ditetapkan sama misalnya, adalah naskah yang diketik sama, mesin ketik yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama. Dengan adanya variabel control tersebut maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.
Pendidikan SMA & SMK
(variabel independen)
Keterampilan mengetik
(variabel dependen)
Naskah, tempat, mesin ketik sama
(variabel kontrol)



C.      Identifikasi, klasifikasi, macam-macam hubungan antara variabel
1.      Mengidentifikasikan variabel
       Varibel bisa dikatakan sebagai objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variable penelitian, itu sebagai factor-faktor yang berperan dalam peristiwa dan gejala-gejala yang akan diteliti.
       Apa yang merupakan variable dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoretisnya, yang kemudian ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Oleh sebab itu, bila landasan teoretisnya berbeda variable-variabel penelitiannya akan berbeda pula. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi (orang-orang yang pinar dalam hal-hal duniawi) rancangan penelitiannya. Makin sederhana suatu rancangan penelitian maka makin sedikit jumlah variabel-variabelnya, demikian pula sebaliknya.
       Contoh: hipotesis tentang perbedaan pengaruh metode diskusi dan metode ceramah terhadap prestasi belajar, tentu saja hanya akan melibatkan dua variabel utama saja, yaitu metode mengajar dan prestasi belajar. Jumlah varibel utama itu akan bertambah kalau peneliti juga mempertimbangkan peranan IQ dan jenis kelamin. Dengan sendirinya varibel-variabel yang terlibat di dalamnya tidak lagi hanya dua variabel bahkan empat variabel di dalamnya dan dengan demikian tentu saja sofistikasinya lebih tinggi.
       Kecakapan mengidentifikasikan varibel penelitian adalah keterampilan yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melaksanakan penelitian, keterampilan ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar mengenai susulan penelitian.
2.      Mengklasifikasikan variabel
       Variabel-variabel yang telah diidentifikasi perlu dklasifikasikan sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Guna klasifikasi adalah sangat penting karena menentukan alat pengambilan data dan untuk menentukan metode analisis yang mana sesuai untuk diterapkannya.  pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala Pengukuran, yaitu :
a.    Variabel nominal, yaitu varibel yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, variabel ini bersifat deskrit dan pilah antara kategori yang satu dengan kategpri yang lain, contohnya: jenis kelamin, status perkawinan, jenis pekerjaan.
b.    Variabel ordinal, yaitu varibel yang disusun berdasar atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2 lalu di bawahnya lagi diberi angka 3, dan seterusnya. Contoh: hasil perlombaan mengarang diantara para mahasiswa, ranking mahasiswa dalam suatu mata kuliah, ranking dalam perlombaan baca puisi, dan sebagainya.
c.    Variabel interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengekuran, yang didalam pengukuran itu diasumsikan terdapat satu (unit) yang sama. Contoh: prestasi belajar, sikap terhadap suatu program dinyatakan dalam skor dan lain sebagainya.
d.   Variabel rasio, yaitu variabel yang dalam kuantifikasi mempunyai nol mutlak. Di dalam penelitian terlebih-lebih dalam penelitian dibidang ilmu-ilmu sosial.
3.      Macam-macam hubungan antar variabel
a.       Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah hubungan dimana variabel satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh yang lainnya. Yang termasuk dalam hubungan simetris ini :
·      Kebetulan. Misalnya : Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.
·      Sama – sama merupakan akibat dari faktor yang sama (Sebagai akibat dari Variabel Bebas) Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu “Pertumbuhan”.
·      Sama – sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.  Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot ; Keduanya merupakan indicator “Kemampuan” Kontraksi Otot.
b.      Hubungan asimetris
Hubungan Asimatris ialah hubungan antara dua variabel dimana variabel yang satu bersifat mempengaruhi variabel yang lain ( Variabel Bebas dan Variabel Terikat ). Contoh : Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan arterosklerosis.
c.       Hubungan timbal balik
Hubungan Timbal Balik adalah hubungan antar dua variabel yang antar keduanya saling pengaruh–mempengaruhi.  Contoh : hubungan antara Malnutrisi dan Malabsorbsi. Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan malabsorbsi.

D.    Defenisi operasional variabel
       Setelah variabel-variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefenisikan secara operasional.  Penyusunan defenisi operasional ini perlu, karena defenisi Operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk dipergunakan.
       Defenisi operasional adalah defenisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefenisikannya yang dapat diamati (diobservasi). Konsep yang dapat diamati atau yang dapat diobservasi adalah merupakan hal yang sangat penting karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain, selain peneliti sendiri untuk dilaksanakan, juga agar orang lain dapat melakukan hal-hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.
       Adapun cara menyusun defenisi operasional itu dapat bermacam-macam, yaitu:
1.      Yang menekankan kegiatannya (operstion), apa yang perlu dilakukan.
2.      Yang menekankan bagaiman kegiatan (operation) itu dilakukan, dan
3.      Yang menekankan sifat-sifat statis hal yang didefenisikan.
       Defenisi operasional ditentukan berdasarkan Parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara pengukuran adalah Cara dimana variable dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya. Sehingga dalam Definisi Operasional mencakup penjelasan tentang :
·  Nama variabel
·  Definisi variabel berdasarkan konsep/maksud penelitian.
·  Hasil Ukur / Kategori
·  Skala Pengukuran.
Contoh :
Suatu penelitian dengan judul “Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi pada ibu hamil…”
Berdasarkan judul tersebut, maka Variabel bebasnya (misalnya) adalah Obesitas, Diet Tinggi Garam, Genetik dan Umur. Sedangkan Variabel terikatnya adalah Hipertensi.
Maka Definisi Operasionalnya dapat dibuat sebagai berikut :
NO
VARIABEL
DEFINISI OPERASIONAL
HASIL UKUR / KATEGORI
SKALA
1
Obesitas
Kelebihan massa tubuh responden yang didapat berdasarkan perhitungan rasio berat badan dan tinggi badan pada kurun waktu tiga bulan terakhir.
1 : IMT > 27 kg/m2
2 : IMT ≤ 27 kg/m2
Nominal
2
Diet Tinggi Garam
Kebiasaan responden dalam mengkonsumsi makanan yang rasanya asin.
Intensitas :
1 : Sering
2. Tidak Pernah
Nominal


III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Variabel penelitian pada dasarnya adalah “segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Menurut fungsinya variabel penelitian dapat dibedakan menjadi : variabel tergantung, variabel bebas, variabel intervening, variabel moderator, variabel kendali. Sedangkan menurut datanya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi : variabel ordinal, variabel interval dan variabel rasio.
Defenisi operasional adalah defenisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefenisikannya yang dapat diamati (diobservasi). Konsep yang dapar diamati atau yang dapat diobservasi adalah merupakan hal yang sangat penting karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain, selain peneliti sendiri untuk dilaksanakan, juga agar orang lain dapat melakukan hal-hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.



B.     SARAN
Dalam melakukan penelitian variabel menjadi aspek yang sangat vital, oleh karena itu hendaknya kita sebagai peneliti atau calon peneliti harus mengetahui secara seksama tentang varibel yang kita teliti sehingga penelitian yang kita lakukan dapat berjalan dengan baik.











DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Dodiet.2008. Handout metodologi research variabel penelitian & Defenisi Operasional.Surakarta: Prodi DIII Kebidanan Poltekkes Surakarta
Nurbuko, Cholid. Achmadi, Abu. 2012. Metodologi penelitian. Jakarta: Bumi aksara
Sugiono. 2010. Metodologi penelitian pendidikan kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta














Tidak ada komentar:

Posting Komentar